Ditinjau dari konsep dan pelaksanaannya,
kita mengenal beberapa istilah kurikulum sebagai berikut:
Ø Kurikulum ideal
yaitu
kurikulum yang berisi sesuatu yang ideal, sesuatu yang dicita-citakan
sebagaimana yang tertuang di dalam dokumen kurikulum.
Ø Kurikulum
aktual
yaitu
kurikulum yang dilaksanakan dalam proses pengajaran dan pembelajaran. Kenyataan
pada umumnya memang jauh berbeda dengan harapan. Namun demikian, kurikulum
aktual seharusnya mendekati dengan kurikulum ideal. Kurikulum dan pengajaran
merupakan dua istilah yang tidak dapat dipisahkan. Kurikulum merujuk kepada
bahan ajar yang telah direncanakan yang akan dilaksanakan dalam jangka panjang.
Sedang pengajaran merujuk kepada pelaksanaan kurikulum tersebut secara bertahap
dalam belajar mengajar.
Ø Kurikulum
tersembunyi (hidden curriculum)
yaitu
segala sesuatu yang terjadi pada saat pelaksanaan kurikulum ideal menjadi kurikulum
faktual. Segala sesuatu itu bisa berupa pengaruh guru, kepala sekolah, tenaga
administrasi, atau bahkan dari peserta didik itu sendiri. Kebiasaan guru datang
tepat waktu ketika mengajar di kelas, sebagai contoh, akan menjadi kurikulum
tersembunyi yang akan berpengaruh kepada pembentukan kepribadian peserta didik.
Fungsi Kurikulum Tersembunyi
Walaupun
kurikulum tersembunyi memberikan sejumlah besar pengetahuan pada siswa,
ketidaksamaan yang diakibatkan kesenjangan antar kelas dan status sosial sering
menimbulkan konotasi negatif. Sebagai cara dari kontrol sosial, kurikulum
tersembunyi mempromosikan persetujuan terhadap nasib sosial tanpa meningkatkan
penggunaan pertimbangan rasional dan reflektif. Kurikulum tersembunyi dapat juga
diasosiasikan dengan penguatan ketidaksetaraan sosial, seperti terbukti dalam
perkembangan hubungan yang berbeda terhadap modal yang berdasar pada jenis
kerja dan aktivitas yang berhubungan dengan pekerjaan yang diterapkan pada
siswa jadi berbeda-beda berdasarkan kelas sosialnya.
Sumber kurikulum tersembunyi sangat beragam, termasuk struktur sosial dari ruang kelas, latihan otoritas guru, aturan yang mengatur hubungan antara guru dan siswa, aktivitas belajar standar, penggunaan bahasa, buku teks, alat bantu audio-visual, berbagai perkakas, arsitektur, ukuran disiplin, daftar pelajaran, sistem pelacakan, dan prioritas kurikulum. Keragaman dalam sumber ini menghasilkan perbedaan yang ditemukan saat membandingkan suatu kurikulum tersembunyi dihubungkan dengan berbagai kelas dan status sosial.
Sementara materi aktual yang diserap siswa melalui kurikulum tersembunyi adalah sangat penting, orang yang menyampaikannya menghasilkan investigasi khusus. Hal tersebut terjadi terutama pada penyampaian pelajaran sosial dan moral dengan kurikulum tersembunyi, karena karakteristik moral dan ideologi guru dan figur otoritas lainnya diterjemahkan dalam pelajaran mereka, walau tidak disadarinya.
Sumber kurikulum tersembunyi sangat beragam, termasuk struktur sosial dari ruang kelas, latihan otoritas guru, aturan yang mengatur hubungan antara guru dan siswa, aktivitas belajar standar, penggunaan bahasa, buku teks, alat bantu audio-visual, berbagai perkakas, arsitektur, ukuran disiplin, daftar pelajaran, sistem pelacakan, dan prioritas kurikulum. Keragaman dalam sumber ini menghasilkan perbedaan yang ditemukan saat membandingkan suatu kurikulum tersembunyi dihubungkan dengan berbagai kelas dan status sosial.
Sementara materi aktual yang diserap siswa melalui kurikulum tersembunyi adalah sangat penting, orang yang menyampaikannya menghasilkan investigasi khusus. Hal tersebut terjadi terutama pada penyampaian pelajaran sosial dan moral dengan kurikulum tersembunyi, karena karakteristik moral dan ideologi guru dan figur otoritas lainnya diterjemahkan dalam pelajaran mereka, walau tidak disadarinya.
Pendidikan Nilai dalam Pengembangan Kurikulum Tersembunyi
Hidden curriculum atau kurikulum tersembunyi merupakan
kurikulum yang berkembang secara alamiah atau tidak direncanakan secara
khusus. Menurut Krathwohl (1964:112), proses pembentukan dan
pengembangan nilai-nilai pada anak didik itu ada lima tahap.
a) Receiving (menyimak dan menerima). Dalam hal ini
anak menerima secara aktif, artinya anak telah memilih untuk
kemudiaj menerima nilai. Jadi
pada tahap ini anak baru menerima saja.
b) Responding (menanggapi). Pada tahap ini anak sudah mulai
bersedia menerima dan menanggapi secara aktif. Dalam hal ini ada tiga tahapan
sendiri, yakni manut (menurut), bersedia menaggapi, dan puas
dalam menaggapi.
c) Valuing (memberi nilai), pada tahap ini anak sudah mulai
mampu membangun persepsi dan kepercayaan terkait dengan nilai yang diterima.
Pada tahap ini ada tiga tingkatan yakni : percaya terhadap nilai yang diterima,
merasa terikat dengan nilai dipercayai, dan memiliki keterkaitan batin dengan
nilai yang diterima.
d) Organization, dimana anak mulai mengatur
sistem nilai yang ia terima untuk ditata dalam dirinya dalam konteks perilaku.
e) Characterization, atau karakterisasi nilai yang ditandai dengan
ketidakpuasan seseorang untuk mengorganisir sistem nilai yang diyakininya dalam
hidupnya yang serba mapan, ajek, dan konsisten. Dalam pendidikan nilai diharapkan munculnya
kesadaran pelaksanaan nilai-nilai positif dan menghindarkan nilai-nilai
negatif.
Ø Kurikulum
terpisah-pisah (separated curriculum)
Kurikulum
ini menyajikan segala bahan pelajaran dalam berbagai macam mata pelajaran yang
terpisah-pisah satu sama lain, seakan-akan ada batas pemisah antara mata
pelajaran satu dengan yang lain, juga antara kelas yang satu dengan kelas yang
lain. Beberapa hal positif dari separated curriculum ini adalah : Bahan
pelajaran disajikan secara sistematis dan logis dapat dilaksanakan untuk
mewariskan nilai-nilai budaya terdahulu
Kurikulum ini mudah diubah dan dikembangkan. Bentuk kurikulum ini mudah dipola, dibentuk, didesain bahkan mudah untuk diperluas dan dipersempit sehingga mudah disesuaikan dengan waktu yang ada.
Sedangkan beberapa kritik terhadap kurikulum ini antara lain: Mata pelajaran terlepas-lepas satu sama lain. Tidak atau kurang memperhatikan masalah yang dihadapi dalam kehidupan sehari-hari. Dari sudut psikologis, kurikulum demikian mengandung kelemahan: banyak terjadi verbalitas dan menghafal serta makna tujuan pelajaran kurang dihayati oleh anak didik. Kurikulum ini cenderung statis dan ketinggalan dari perkembangan zaman
Kurikulum ini mudah diubah dan dikembangkan. Bentuk kurikulum ini mudah dipola, dibentuk, didesain bahkan mudah untuk diperluas dan dipersempit sehingga mudah disesuaikan dengan waktu yang ada.
Sedangkan beberapa kritik terhadap kurikulum ini antara lain: Mata pelajaran terlepas-lepas satu sama lain. Tidak atau kurang memperhatikan masalah yang dihadapi dalam kehidupan sehari-hari. Dari sudut psikologis, kurikulum demikian mengandung kelemahan: banyak terjadi verbalitas dan menghafal serta makna tujuan pelajaran kurang dihayati oleh anak didik. Kurikulum ini cenderung statis dan ketinggalan dari perkembangan zaman
Ø Kurikulum
terpadu (integrated curriculum)
Dalam
kurikulum terpadu atau terintergrasi, batas-batas diantara mata pelajaran sudah
tidak terlihat sama sekali, karena semua mata pelajaran sudah dirumuskan dalam
bentuk masalah atau unit. Ciri-ciri kurikulum terintegrasi ini antara lain :
Berdasarkan filsafat pendidikan demokrasi, berdasarkan psikologi belajar
gestalt dan organismik, berdasarkan landasan sosiologis dan sosiokultural,
berdasarkan kebutuhan, minat dan tingkat perkembangan atau pertumbuhan siswa.
Beberpa manfaat kurikulum terpadu ini antara lain:
a) Segala
sesuatu yang dipelajari anak merupakan unit yang bertalian erat, bukan fakta yang
terlepas satu sama lain.
b) Kurikulum
ini sesuai dengan pendapat-pendapat modern tentang belajar, murid dihadapkan kepada masalah yang berarti
dalam kehidupan mereka.
c) Kurikulum
ini memungkinkan hubungan yang erat antara sekolah dengan masyarakat.
d) Aktifitas
anak-anak meningkat karena dirangsang untuk berpikir sendiri dan berkerja sendiri, atau
kerjasama dengan kelompok.
e) Kurikulum
ini mudah disesuaikan dengan minat, kesanggupan dan kematangan murid.
Keberatan-keberatan
yang dilontarkan pada pelaksanaan kurikulum terpadu ini adalah:
a) Guru
belum siap untuk melaksanakan kurikulum ini
b) Kurikulum
ini tidak mempunyai organisasi yang sitematis
c) Kurikulum
ini memberatkan guru
d) Kurikulum
ini tidak memungkinkan ujian umum, sebab tidak ada unformitas di sekolah-sekolah satu sama lain
e) Anak-anak
diragukan untuk bisa diajak menentukan kurikulum
f) Pada
umumnya kondisi sekolah masih kekurangan alat-alat untuk melaksanakan kurikulum ini.
Ø Kurikulum
terkorelasi (corelated curriculum)
Yaitu kurikulum yang menekankan
perlunya hubungan diantara dua atau lebih mata pelajaran tanpa menghilangkan
batas-batas setiap mata pelajaran. Misalnya Sejarah dan Ilmu Bumi dapat
diajarkan untuk saling memperkuat.Ada tiga jenis korelasi yang
sifatnya bergantung dari jenis mata pelajaran. Korelasi faktual, misalnya
sejarah dan kesusastraan. Fakta-fakta sejarah disajikan melalui penulisan
karangan sehingga menambah kemungkinan menikmati bacaannya oleh siswa. Korelasi
deskriptif, korelasi ini dapat dilihat pada penggunaan generalisasi yang
berlaku untuk dua atau lebih mata pelajaran. Misal psikologi dapat berkorelasi
dengan sejarah atau Ilmu Pengetahuan Sosial dengan menggunakan prinsip-prinsip
yang ada dalam psikologi untuk menerangkan kejadian-kejadian sosial. Korelasi
normatif, hampir sama denagan korelasi deskriptif, perbedaannya terletak pada
prinsipnya yang bersifat moral sosial. Sejarah dan kesusastraan dapat
dikorelasikan berdasarkan prinsip-prinsip moral sosial dan etika.
Beberapa kelebihan kurikulum ini adalah: Dengan
korelasi, pengetahuan murid lebih integral, tidak terlepas-lepas (berpadu).
Dengan melihat hubungan erat antara mata pelajaran satu dengan yang lain, minat
murid bertambah. Korelasi memberikan pengertian yang lebih luas dan mendalam
karena memandang dari berbagai sudut. Dengan korelasi maka yang diutamakan
adalah pengertaian dan prinsip-prinsip bukan pengetahuan akan fakta, dengan
begitu lebih memungkinkan penggunaan pengetahuan secara fungsional bagi murid-murid.
Berikut beberapa kelemahan dari kurikukum mata pelajaran gabungan ini adalah : Sulit untuk menghubungkan dengan masalah-masalah yang hangat dalam kehidupan sehari-hari, sebab dasarnya subject centered. Brood fields tidak memberikan pengetahuan yang sistematis dan mendalam untuk sesuatu mata pelajaran sehingga hal ini dipandang kurang cukup untuk bekal mengikuti pelajaran di perguruan tinggi.
Berikut beberapa kelemahan dari kurikukum mata pelajaran gabungan ini adalah : Sulit untuk menghubungkan dengan masalah-masalah yang hangat dalam kehidupan sehari-hari, sebab dasarnya subject centered. Brood fields tidak memberikan pengetahuan yang sistematis dan mendalam untuk sesuatu mata pelajaran sehingga hal ini dipandang kurang cukup untuk bekal mengikuti pelajaran di perguruan tinggi.
Berdasarkan pengembangnya
dan penggunaannya, kurikulum dapat dibedakan menjadi:
Ø Kurikulum
nasional (national curriculum)
yakni
kurikulum yang disusun oleh tim pengembang tingkat nasional dan digunakan
secara nasional.
Ø Kurikulum
negara bagian (state curriculum)
yakni
kurikulum yang disusun oleh masing-masing negara bagian, misalnya di
masing-masing negara bagian di Amerika Serikat.
Ø Kurikulum
sekolah (school curriculum)
yakni
kurikulum yang disusun oleh satuan pendidikan sekolah. Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan (KTSP) merupakan kurikulum sekolah. Kurikulum sekolah lahir dari
keinginan untuk melakukan diferensiasi dalam kurikulum.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar