photo cooltext939952766_zps2b70a46e.png

Pages - Menu

Welcome to my blog guys

Jumat, 29 Mei 2015

Taksonomi Bloom


Kata Taksonomi diambil dari bahasa Yunani Tassein yang berarti untuk mengklasifikasidan nomos yang berarti aturan. Taksonomi dapat diartikan sebagai klasifikasi berhirarki dari sesuatu, atau prinsip yang mendasari klasifikasi. Hampir semua ( benda bergerak, benda diam, tempat, dan kejadian ) dapat diklasifikasikan menurut beberapa skema taksonomi.

Dalam pendidikan, taksonomi dibuat untuk mengklasifikasikan tujuan pendidikan. Dalam hal ini, tujuan pendidikan dibagi menjadi beberapa domain, yaitu: kognitif, afektif, dan psikomotor. Dari setiap ranah tersebut dibagi kembali menjadi beberapa kategori dan subkategori yang berurutan secara hirarkis (bertingkat), mulai dari tingkah laku yang sederhana sampai tingkah laku yang paling kompleks.Tingkah laku dalam setiap tingkat diasumsikan menyetarakan juga tingkah laku dari tingkat yang lebih rendah.Taksonomi ini pertama kali disusun oleh Benjamin S. Bloom dan kawan-kawan pada tahun 1956, sehingga sering pula disebut sebagai "Taksonomi Bloom".

B. S. Bloom bersama rekan-rekannya yang berpikir sehaluan, menjadi kelompok pelopor dalam menyumbangkan suatu klasifikasi tujuan instruksional (educational objectives).Pada tahun 1956, terbitlah karya“Taxonomy of Educational Objectives”, Cognitive Domain”.Pada tahun 1964, terbitlah karya “Taxonomy of Educational Objectives, Affective Domain”. Kelompok pelopor ini tidak berhasil menerbitkan suatu taksonomi yang menyangkut tujuan instruksional di bidang psikomotorik (psychomotordomain).Orang lainlah yang mengembangkan suatu klasifikasi di bidang ini, antara lain E. Simpson pada tahun 1967 dan A. Harrow pada tahun 1972.

Adapun suatu taksonomi adalah merupakan suatu tipe system klasifikasi yang khusus, yang berdasarkan data penelitian ilmiah mengenai hal-hal yang digolong-golongkan dalam sistematika itu. Misalnya klasifikasi atas genus dan species terhadap tumbuh-tumbuhan dan binatang, sebagaimana dikembangkan dalam ruang lingkup Biologi, sesuailah dengan apa yang diketahui tentang tumbuh-tumbuhan dan binatang. Sistematika pembagian /penggolongan itu tidak berdasarkan suatu sistematika yang ditentukan sendiri (yang bersifat arbitrer), sebagaimana terjadi dalam kartotek perpustakaan, yang mengklasifikasikan buku-buku menurut urutan abjad nama-nama pengarang, menurut urutan abjad judul-judul buku atau menurut topik-topik yang dibahas dalam buku-buku itu. Taksonomi-taksonomi di tiga rana kognitif, afektif, dan psikomotorik, yang dikembangkan oleh kelompok pelopor ini dan beberapa orang lain, memang disebut “taxonomy”, tetapi menurut pendapat beberapa ahli psikologi belajar, mungkin tidak seluruhnya memenuhi tuntutan suatu taksonomi sebagaimana dijelaskan diatas, khususnya dalam rana kognitif. Meskipun demikian, nama taksonomi akan tetap dipertahankan di sini, sesuai dengan sumber-sumber yang asli, kecuali untuk sistematika yang dikembangkan oleh Simpson dalam rana psikomotorik yang menggunakan nama/judul “klasifikasi” (classification).

Adapun taksonomi atau klasifikasi adalah sebagai berikut:

a.    Rana Kognitif :

·         Pengetahuan (Knowledge)
·         Pemahaman (Comprehension)
·         Penerapan (Application)
·         Analisa (Analysis)
·         Sintesa (Syntesis)
·         Evaluasi (Evaluation)

b.    Rana Afektif :

·         Penerimaan (Receiving)
·         Partisipasi (Responding)
·         Penilaian/Penentuan Sikap (Valuing)
·         Organisasi (Organization)
·         Pembentukan Pola Hidup (Characterization By A Value Or Value Complex).

c.    Rana Psikomotorik :

·         Persepsi (Perception)
·         Kesiapan (Set)
·         Gerakan Terbimbing (Guided Response)
·         Gerakan Yang Terbiasa (Mechanical Response)
·         Gerakan Yang Kompleks (Complex Response)
·         Penyesuaian Pola Gerakan (Adaptation)
·         Kreativitas (Creativity)

A.  Rana Kognitif

Kawasan kognitif yaitu kawasan yang berkaitan aspek-aspek intelektual atau berfikir/nalar terdiri dari :

1.  Pengetahuan (Knowledge)
Mencakup ingatan akan hal-hal yang pernah dipelajari dan disimpan dalam ingatan. Hal-hal itu dapat meliputi fakta, kaidah dan prinsip, serta metode yang diketahui.Pengetahuan yang disimpan dalam ingatan, digali pada saat dibutuhkan melalui bentuk ingatan mengingat (recall) atau mengenal kembali (recognition). Misalnya, TIK yang untuk sebagian dirumuskan sebagai berikut : “siswa akan mampu menyebutkan nama semua sekretaris jenderal PBB, sejak saat PBB mulai berdiri”. Siswa akan mampu menulis semua nama propinsi di Indonesia, pada peta perbatasan daerah-daerah propinsi”.


2. Pemahaman (Comprehension)
Mencakup kemampuan untuk menangkap makna dan arti dari bahan yang dipelajari.Adanya kemampuan ini dinyatakan dalam menguraikan isi pokok dari suatu bacaan, mengubah data yang disajikan dalam bentuk tertentu ke bentuk lain, seperti rumus matematika ke dalam bentuk kata-kata, membuat perkiraan tentang kecenderungan yang nampak dalam data tertentu, seperti dalam grafik.

3.  Penerapan (Application)
Mencakup kemampuan untuk menerapkan suatu kaidah atau metode bekerja pada suatu kasus/problem yang kongkret dan baru.Adanya kemampuan dinyatakan dalam aplikasi suatu rumus pada persoalan yang belum dihadapai atau aplikasi suatu metode kerja pada pemecahan problem baru.

4. Analisa (Analysis):
Mencakup kemampuan untuk merinci suatu kesatuan ke dalam bagian-bagian, sehingga struktur keseluruhan atau organisasinya dapat dipahami dengan baik.Adanya kemampuan ini dinyatakan dalam penganalisaan bagian-bagian pokok atau komponen-komponen dasar, bersama dengan hubungan/relasi antara bagian-bagian itu.

5.  Sintesa (Synthesis):
Mencakup kemampuan untuk membentuk suatu kesatuan atau pola baru. Bagian-bagian dihubungkan satu sama lain, sehingga terciptakan suatu bentuk baru.

6.  Evaluasi (Evaluation):
Mencakup kemampuan untuk membentuk suatu pendapat mengenai sesuatu atau beberapa hal, bersama dengan pertanggungjawaban pendapat itu, yang berdasarkan kriteria tertentu. Kemampuan itu dinyatakan dalam memberikan penilaian terhadap sesuatu, seperti penilaian terhadap pengguguran kandungan berdasarkan norma moralitas, atau pernyataan pendapat terhadap sesuatu, seperti dalam menilai tepat-tidaknya perumusan suatu TIK, berdasarkan kriteria yang berlaku dalam perumusan TIK yang baik.
                   
B.  Rana Afektif

Pembagian domain ini disusun Bloom bersama dengan David Krathwol.Kawasan afektif yaitu kawasan yang berkaitan aspek-aspek emosional, seperti perasaan, minat, sikap, kepatuhan terhadap moral dan sebagainya, terdiri dari :

1.   Penerimaan (Receiving/Attending) :
Mencakup kepekaan akan adanya suatu perangsang dan kesediaan untuk memperhatikan rangsangan itu, seperti buku pelajaran atau penjelasan yang diberikan oleh guru.



2.   Partisipasi (Responding):
Mengadakan aksi terhadap stimulus, yang meliputi proses sebagai berikut :

Ø Kesiapan menanggapi (acquiescene of responding). Contoh : mengajukan pertanyaan, menempelkan gambar dari tokoh yang disenangi pada tembok kamar yang bersangkutan, atau mentaati peraturan lalu lintas.
Ø  Kemauan menanggapi (willingness to respond), yaitu usaha untuk melihat hal-hal khusudi dalam bagian yang diperhatikan. Misalnya pada desain atau warna saja.
Ø Kepuasan menanggapi (satisfaction in response), yaitu adanya aksi atau kegiatan yang berhubungan dengan usaha untuk memuaskan keinginan mengetahui. Contoh kegiatan yang tampak dari kepuasan menanggapi ini adalah bertanya, membuat coretan atau gambar, memotret dari objek yang menjadi pusat perhatiannya, dan sebagainya.

3.   Penilaian/Penentuan Sikap (Valuing)
Mencakup kemampuan untuk memberikan penilaian terhadap sesuatu dan membawa diri sesuai dengan penilaian itu. Mulai dibentuk suatu sikap : menerima, menolak atau mengabaikan, sikap itu dinyatakan dalam tingkah laku yang sesuai dan konsisten dengan sikap batin.

4.   Organisasi (Organization)
Mencakup kemampuan untuk membentuk suatu sistem nilai sebagai pedoman dan pegangan dalam kehidupan.Nilai-nilai yang diakui dan diterima ditempatkan pada suatu skala nilai mana yang pokok dan selalu harus diperjuangkan, mana yang tidak begitu penting. Kemampuan itu dinyatakan dalam mengembangkan suatu perangkat nilai, seperti menguraikan bentuk keseimbangan yang wajar antara kebebasan dan tanggung jawab dalam suatu negara demokrasi atau menyusun rencana masa depan atas dasar kemampuan belajar, minat dan cita-cita hidup.

5.   Pembentukan Pola Hidup (Characterization By A Value Or Value Complex)
Mencakup kemampuan untuk menghayati nilai-nilai kehidupan sedemikian rupa, sehingga menjadi milik pribadi (internalisasi) dan menjadi pegangan nyata dan jelas dalam mengatur kehidupannya sendiri.

C.  Rana Psikomotorik

Kawasan psikomotor yaitu kawasan yang berkaitan dengan aspek-aspek keterampilan yang melibatkan fungsi sistem syaraf dan otot (neuronmuscular system) dan fungsi psikis. Kawasan ini terdiri dari :

1.   Persepsi (Perception)
Mencakup kemampuan untuk mengadakan diskriminasi yang tepat antara dua perangsang atau lebih, berdasarkan pembedaan antara ciri-ciri fisik yang khas pada masing-masing rangsangan. Adanya kemampuan ini dinyatakan dalam suatu reaksi yang menunjukkan kesadaran akan hadirnya rangsangan (stimulasi) dan perbedan antara rangsangan-rangsangan yang ada, seperti dalam menyisihkan benda yang berwarna merah dari yang berwarna hijau.

2. Kesiapan (Set)
Mencakup kemampuan untuk menempatkan dirinya dalam keadaan akan memulai suatu gerakan atau rangkaian gerakan. Kemampuan ini dinyatakan dalam bentuk kesiapan jasmani dan mental, seperti dalam mempersiapkan diri untuk menggerakkan kendaraan yang ditumpangi, setelah menunggu beberapa lama di depan lampu lalu lintas yang berwarna merah.

3. Gerakan Terbimbing (Guided Response)
Mencakup kemampuan untuk melakukan suatu rangkaian gerak-gerik, sesuai dengan contoh yang diberikan (imitasi).Kemampuan ini dinyatakan dalam mengerakkan anggota tubuh, menurut contoh yang diperlihatkan atau diperdengarkan, seperti dalam meniru gerakan-gerakan tarian atau dalam meniru bunyi suara.

4.  Gerakan Yang Terbiasa (Mechanism Response)
Mencakup kemampuan untuk melakukan suatu rangkaian gerak-gerik dengan lancar, karena sudah dilatih secukupnya, tanpa memperhatikan lagi contoh yang diberikan.Kemapuan ini dinyatakan dalam menggerakkan anggota-anggota tubuh, sesuai dengan prosedur yang tepat, seperti dalam menggerakkan kaki, lengan dan tangan secara terkoordinir.

5. Gerakan Kompleks (Complex Response)
Mencakup kemampuan untuk melaksanakan suatu ketrampilan yang terdiri atas beberapa komponen, dengan lancar, tepat dan efisien.Adanya kemampuan ini dinyatakan dalam suatu rangkaian perbuatan yang berurutan dan menggabungkan beberapa subketrampilan menjadi suatu keseluruhan gerak-gerik yang teratur, seperti dalam membongkar mesin mobil dalam bagian-bagiannya dan memasangnya kembali.

6. Penyesuaian Pola Gerakan (Adaptation)
Mencakup kemampuan untuk mengadakan perubahan dan menyesuaikan pola gerak-gerik dengan kondisi setempat atau dengan persyaratan khusus yang berlaku. Adanya kemampuan ini dinyatakan dalam menunjukkan suatu taraf ketrampilan yang telah mencapai kemahiran, misalnya seorang pemain tenis yang menyesuaikan pola permainannya dengan gaya bermain dari lawannya atau dengan kondisi lapangan.

7. Kreativitas (Creativity)
Mencakup kemampuan untuk melahirkan pola-pola gerak-gerik yang baru, seluruhnya atas dasar prakarsa dan inisiatif sendiri. Hanya orang-orang yang berketrampilan tinggi dan berani berpikir kreatif, akan mempu mencapai tingkat kesempurnaan ini, seperti kadang-kadang dapat disaksikan dalam pertunjukan tarian di lapisan es dengan diiringi musik instrumental.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar