Kata Taksonomi diambil
dari bahasa Yunani Tassein yang berarti untuk
mengklasifikasidan nomos yang berarti aturan. Taksonomi dapat
diartikan sebagai klasifikasi berhirarki dari sesuatu, atau prinsip yang
mendasari klasifikasi. Hampir semua ( benda bergerak, benda diam, tempat, dan
kejadian ) dapat diklasifikasikan menurut beberapa skema taksonomi.
Dalam pendidikan, taksonomi dibuat untuk mengklasifikasikan tujuan pendidikan. Dalam hal
ini, tujuan pendidikan dibagi menjadi beberapa domain, yaitu: kognitif,
afektif, dan psikomotor. Dari setiap ranah tersebut dibagi kembali menjadi
beberapa kategori dan subkategori yang berurutan secara hirarkis (bertingkat), mulai
dari tingkah laku yang sederhana sampai tingkah laku yang paling
kompleks.Tingkah laku dalam setiap tingkat diasumsikan menyetarakan juga tingkah laku dari tingkat yang lebih rendah.Taksonomi ini pertama
kali disusun oleh Benjamin S. Bloom dan kawan-kawan pada tahun 1956, sehingga sering pula disebut sebagai "Taksonomi Bloom".
B. S. Bloom bersama
rekan-rekannya yang berpikir sehaluan, menjadi kelompok pelopor dalam
menyumbangkan suatu klasifikasi tujuan instruksional (educational
objectives).Pada tahun 1956, terbitlah karya“Taxonomy of Educational
Objectives”, Cognitive Domain”.Pada tahun 1964, terbitlah karya “Taxonomy
of Educational Objectives, Affective Domain”. Kelompok pelopor ini tidak
berhasil menerbitkan suatu taksonomi yang menyangkut tujuan instruksional di
bidang psikomotorik (psychomotordomain).Orang lainlah yang mengembangkan suatu
klasifikasi di bidang ini, antara lain E. Simpson pada tahun 1967 dan A. Harrow
pada tahun 1972.
Adapun suatu
taksonomi adalah merupakan suatu tipe system klasifikasi yang khusus, yang
berdasarkan data penelitian ilmiah mengenai hal-hal yang digolong-golongkan
dalam sistematika itu. Misalnya klasifikasi atas genus dan species terhadap
tumbuh-tumbuhan dan binatang, sebagaimana dikembangkan dalam ruang lingkup
Biologi, sesuailah dengan apa yang diketahui tentang tumbuh-tumbuhan dan
binatang. Sistematika pembagian /penggolongan itu tidak berdasarkan suatu
sistematika yang ditentukan sendiri (yang bersifat arbitrer), sebagaimana
terjadi dalam kartotek perpustakaan, yang mengklasifikasikan buku-buku menurut urutan abjad nama-nama pengarang, menurut urutan
abjad judul-judul buku atau menurut topik-topik yang dibahas dalam buku-buku
itu. Taksonomi-taksonomi di tiga rana kognitif, afektif, dan psikomotorik, yang
dikembangkan oleh kelompok pelopor ini dan beberapa orang lain, memang disebut
“taxonomy”, tetapi menurut pendapat beberapa ahli psikologi belajar, mungkin
tidak seluruhnya memenuhi tuntutan suatu taksonomi sebagaimana dijelaskan
diatas, khususnya dalam rana kognitif. Meskipun demikian, nama taksonomi akan
tetap dipertahankan di sini, sesuai dengan sumber-sumber yang asli, kecuali
untuk sistematika yang dikembangkan oleh Simpson dalam rana psikomotorik yang menggunakan
nama/judul “klasifikasi” (classification).
Adapun taksonomi atau klasifikasi adalah sebagai
berikut:
a.
Rana Kognitif :
· Pengetahuan (Knowledge)
· Pemahaman (Comprehension)
· Penerapan (Application)
· Analisa (Analysis)
· Sintesa (Syntesis)
· Evaluasi (Evaluation)
b.
Rana Afektif :
· Penerimaan (Receiving)
· Partisipasi (Responding)
· Penilaian/Penentuan Sikap (Valuing)
· Organisasi (Organization)
· Pembentukan Pola Hidup (Characterization By A Value Or Value Complex).
c.
Rana Psikomotorik :
· Persepsi (Perception)
· Kesiapan (Set)
· Gerakan Terbimbing (Guided Response)
· Gerakan Yang Terbiasa (Mechanical Response)
· Gerakan Yang Kompleks (Complex Response)
· Penyesuaian Pola Gerakan (Adaptation)
· Kreativitas (Creativity)
A. Rana Kognitif
Kawasan kognitif yaitu kawasan
yang berkaitan aspek-aspek intelektual atau berfikir/nalar terdiri dari :
1. Pengetahuan (Knowledge)
Mencakup ingatan akan hal-hal
yang pernah dipelajari dan disimpan dalam ingatan. Hal-hal itu dapat meliputi
fakta, kaidah dan prinsip, serta metode yang diketahui.Pengetahuan yang
disimpan dalam ingatan, digali pada saat dibutuhkan melalui bentuk ingatan
mengingat (recall) atau mengenal kembali (recognition). Misalnya, TIK yang
untuk sebagian dirumuskan sebagai berikut : “siswa akan mampu menyebutkan nama
semua sekretaris jenderal PBB, sejak saat PBB mulai berdiri”. Siswa akan mampu menulis
semua nama propinsi di Indonesia, pada peta perbatasan daerah-daerah propinsi”.
2. Pemahaman (Comprehension)
Mencakup kemampuan untuk menangkap makna dan arti dari
bahan yang dipelajari.Adanya kemampuan ini dinyatakan dalam menguraikan isi
pokok dari suatu bacaan, mengubah data yang disajikan dalam bentuk tertentu ke
bentuk lain, seperti rumus matematika ke dalam bentuk kata-kata, membuat
perkiraan tentang kecenderungan yang nampak dalam data tertentu, seperti dalam
grafik.
3. Penerapan (Application)
Mencakup kemampuan untuk menerapkan suatu kaidah atau
metode bekerja pada suatu kasus/problem yang kongkret dan baru.Adanya kemampuan
dinyatakan dalam aplikasi suatu rumus pada persoalan yang belum dihadapai atau
aplikasi suatu metode kerja pada pemecahan problem baru.
4. Analisa (Analysis):
Mencakup kemampuan untuk
merinci suatu kesatuan ke dalam bagian-bagian, sehingga struktur keseluruhan
atau organisasinya dapat dipahami dengan baik.Adanya kemampuan ini dinyatakan
dalam penganalisaan bagian-bagian pokok atau komponen-komponen dasar, bersama
dengan hubungan/relasi antara bagian-bagian itu.
5. Sintesa (Synthesis):
Mencakup kemampuan untuk
membentuk suatu kesatuan atau pola baru. Bagian-bagian dihubungkan satu sama
lain, sehingga terciptakan suatu bentuk baru.
6. Evaluasi (Evaluation):
Mencakup kemampuan untuk
membentuk suatu pendapat mengenai sesuatu atau beberapa hal, bersama dengan
pertanggungjawaban pendapat itu, yang berdasarkan kriteria tertentu. Kemampuan
itu dinyatakan dalam memberikan penilaian terhadap sesuatu, seperti penilaian
terhadap pengguguran kandungan berdasarkan norma moralitas, atau pernyataan
pendapat terhadap sesuatu, seperti dalam menilai tepat-tidaknya perumusan suatu
TIK, berdasarkan kriteria yang berlaku dalam perumusan TIK yang baik.
B. Rana Afektif
Pembagian domain ini disusun
Bloom bersama dengan David Krathwol.Kawasan
afektif yaitu kawasan yang berkaitan aspek-aspek emosional, seperti perasaan,
minat, sikap, kepatuhan terhadap moral dan sebagainya, terdiri dari :
1. Penerimaan (Receiving/Attending) :
Mencakup kepekaan akan adanya
suatu perangsang dan kesediaan untuk memperhatikan rangsangan itu, seperti buku
pelajaran atau penjelasan yang diberikan oleh guru.
2. Partisipasi (Responding):
Mengadakan aksi terhadap stimulus, yang meliputi proses sebagai berikut :
Ø Kesiapan
menanggapi (acquiescene of responding). Contoh : mengajukan pertanyaan,
menempelkan gambar dari tokoh yang disenangi pada tembok kamar yang
bersangkutan, atau mentaati peraturan lalu lintas.
Ø Kemauan
menanggapi (willingness to respond), yaitu usaha untuk melihat hal-hal khusus di dalam bagian yang diperhatikan. Misalnya pada desain atau warna saja.
Ø Kepuasan
menanggapi (satisfaction in response), yaitu adanya aksi atau kegiatan yang
berhubungan dengan usaha untuk memuaskan keinginan mengetahui. Contoh kegiatan
yang tampak dari kepuasan menanggapi ini adalah bertanya, membuat coretan atau
gambar, memotret dari objek yang menjadi pusat perhatiannya, dan sebagainya.
3. Penilaian/Penentuan Sikap (Valuing)
Mencakup kemampuan untuk
memberikan penilaian terhadap sesuatu dan membawa diri sesuai dengan penilaian
itu. Mulai dibentuk suatu sikap : menerima, menolak atau mengabaikan, sikap itu
dinyatakan dalam tingkah laku yang sesuai dan konsisten dengan sikap batin.
4. Organisasi
(Organization)
Mencakup kemampuan untuk membentuk suatu sistem nilai
sebagai pedoman dan pegangan dalam kehidupan.Nilai-nilai yang diakui dan
diterima ditempatkan pada suatu skala nilai mana yang pokok dan selalu harus
diperjuangkan, mana yang tidak begitu penting. Kemampuan itu dinyatakan dalam
mengembangkan suatu perangkat nilai, seperti menguraikan bentuk keseimbangan
yang wajar antara kebebasan dan tanggung jawab dalam suatu negara demokrasi
atau menyusun rencana masa depan atas dasar kemampuan belajar, minat dan
cita-cita hidup.
5. Pembentukan Pola Hidup (Characterization By A Value Or Value Complex)
Mencakup kemampuan untuk menghayati nilai-nilai
kehidupan sedemikian rupa, sehingga menjadi milik pribadi (internalisasi) dan menjadi
pegangan nyata dan jelas dalam mengatur kehidupannya sendiri.
C. Rana Psikomotorik
Kawasan psikomotor yaitu
kawasan yang berkaitan dengan aspek-aspek keterampilan yang melibatkan fungsi
sistem syaraf dan otot (neuronmuscular system) dan fungsi psikis. Kawasan ini
terdiri dari :
1. Persepsi (Perception)
Mencakup kemampuan untuk
mengadakan diskriminasi yang tepat antara dua perangsang atau lebih,
berdasarkan pembedaan antara ciri-ciri fisik yang khas pada masing-masing
rangsangan. Adanya kemampuan ini dinyatakan dalam suatu reaksi yang menunjukkan
kesadaran akan hadirnya rangsangan (stimulasi) dan perbedan antara
rangsangan-rangsangan yang ada, seperti dalam menyisihkan benda yang berwarna
merah dari yang berwarna hijau.
2. Kesiapan (Set)
Mencakup kemampuan untuk
menempatkan dirinya dalam keadaan akan memulai suatu gerakan atau rangkaian
gerakan. Kemampuan ini dinyatakan dalam bentuk kesiapan jasmani dan mental,
seperti dalam mempersiapkan diri untuk menggerakkan kendaraan yang ditumpangi,
setelah menunggu beberapa lama di depan lampu lalu lintas yang berwarna merah.
3. Gerakan
Terbimbing (Guided Response)
Mencakup kemampuan untuk melakukan suatu rangkaian
gerak-gerik, sesuai dengan contoh yang diberikan (imitasi).Kemampuan ini
dinyatakan dalam mengerakkan anggota tubuh, menurut contoh yang diperlihatkan
atau diperdengarkan, seperti dalam meniru gerakan-gerakan tarian atau dalam
meniru bunyi suara.
4. Gerakan Yang
Terbiasa (Mechanism Response)
Mencakup kemampuan untuk melakukan suatu rangkaian
gerak-gerik dengan lancar, karena sudah dilatih secukupnya, tanpa memperhatikan
lagi contoh yang diberikan.Kemapuan ini dinyatakan dalam menggerakkan
anggota-anggota tubuh, sesuai dengan prosedur yang tepat, seperti dalam
menggerakkan kaki, lengan dan tangan secara terkoordinir.
5. Gerakan Kompleks (Complex
Response)
Mencakup kemampuan untuk melaksanakan suatu
ketrampilan yang terdiri atas beberapa komponen, dengan lancar, tepat dan
efisien.Adanya kemampuan ini dinyatakan dalam suatu rangkaian perbuatan yang
berurutan dan menggabungkan beberapa subketrampilan menjadi suatu keseluruhan
gerak-gerik yang teratur, seperti dalam membongkar mesin mobil dalam
bagian-bagiannya dan memasangnya kembali.
6. Penyesuaian Pola Gerakan (Adaptation)
Mencakup kemampuan untuk
mengadakan perubahan dan menyesuaikan pola gerak-gerik dengan kondisi setempat
atau dengan persyaratan khusus yang berlaku. Adanya kemampuan ini dinyatakan
dalam menunjukkan suatu taraf ketrampilan yang telah mencapai kemahiran, misalnya
seorang pemain tenis yang menyesuaikan pola permainannya
dengan gaya bermain dari lawannya atau dengan kondisi lapangan.
7. Kreativitas (Creativity)
Mencakup kemampuan untuk
melahirkan pola-pola gerak-gerik yang baru, seluruhnya atas dasar prakarsa dan
inisiatif sendiri. Hanya orang-orang yang berketrampilan tinggi dan berani
berpikir kreatif, akan mempu mencapai tingkat kesempurnaan ini, seperti
kadang-kadang dapat disaksikan dalam pertunjukan tarian di lapisan es dengan
diiringi musik instrumental.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar