Disusun Oleh:
Nama: Dian Mas
Utami
NIM:
11140182000032
Kelas: MP 2A
Program Studi
Manajemen Pendidikan
Fakultas Ilmu
Tarbiyah dan Keguruan
Universitas
Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
2015
A.
Definisi Psikologi Pendidikan
Menurut Witherington :
Psikologi pendidikan sebagai “ A systematic study of process and factors involved in the education of human being. Psikologi pendidikan adalah studi sistematis tentang proses-proses dan faktor-faktor yang berhubungan dengan pendidikan manusia. Ensiklopedia amerika, psikologi pendidikan adalah ilmu yang lebih berprinsip dalam proses pengajaran yang terlibat dengan penemuan-penemuan dan menerapkan prisip-prinsip dan cara untuk meningkatkan keefisien dalam pendidikn.[1]
(Whiterington, 1982:10)
Menurut pendapat saya,
psikologi pendidikan merupakan suatu cabang
ilmu psikologi yang mengkhususkan diri pada cara memahami pengajaran dan
pembelajaran di dalam lingkungan pendidikan.
Selain itu psikologi pendidikan juga merupakan studi yang sistematis
terhadap proses dan faktor-faktor yang berhubungan dengan pendidikan. Dari batasan di atas terlihat adanya kaitan yang sangat kuat
antara psikologi pendidikan dengan tindakan belajar. Karena itu,
tidak mengherankan apabila beberapa ahli psikologi pendidikan menyebutkan bahwa
lapangan utama studi psikologi pendidikan adalah soal belajar.
Ayat al-qur’an yang
berhubungan dengan pendidikan:
Surat Al-Mujadalah
ayat 11:
يَرْفَعِ اللهُ الَّذِينَ ءَامَنُوا مِنكُمْ وَالَّذِينَ
أُوتُوا الْعِلْمَ دَرَجَاتٍ............
Artinya : “Allah
akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang
diberi ilmu pengetahuan.”(QS.Al-Mujadalah:11)
Psikologi dalam perspektif hadist:
ولو شئنا لا تينا كل نفس هدها....
“Dan kalau kami menghendaki, niscaya kami akan
berikan tiap-tiap jiwa petunjuk baginya...”(As-Sajdah:13)
Keduanya memiliki katerkaitan bahwasannya Allah akan
memberikan kepada jiwa manusia sebuah petunjuk serta Allah akan meninggikan
orang-orang yang beriman yaitu diantara manusia yang memiliki ilmu yang banyak.
A.
Manfaat psikologi pendidikan
1.
Memahami Perbedaan
Siswa (Diversity of Student)
Setiap individu dilahirkan dengan membawa potensi yang berbeda-beda, tidak
ada yang sama antara siwa satu dengan siswa yang lainnya. Oleh karena itu,
seorang guru harus memahami keberagaman antara siswa satu dengan siswa yang
lainnya, mulai dari perbedaan tingkat pertumbuhannya, tugas perkembangannya sampai
pada masing-masing potensi yang dimiliki oleh anak. Dengan pemahaman guru yang
baik terhadap siswanya, maka bisa menciptakan hasil pembelajaran yang efektif
dan efisien serta mampu menciptakan suasana pembelajaran yang kondusif.
2. Untuk Memilih Strategi dan Metode Pembelajaran
Sebagai sorang pendidik dalam memilih strategi dan metode pembelajaran
harus menyesuaikan dengan tugas perkembangan dan karakteristik masing-masing
peserta didiknya. Hal ini bisa didapatkan oleh seorang guru melalui mempelajari
psikologi terutama tugas-tugas perkembangan manusia. Jika metode dan model
pendidikan sudah bisa menyesuaiakan dengan kondisi peserta didik, maka proses
pembelajaran bisa berjalan dengan maksimal.
3. Untuk menciptakan Iklim Belajar yang Kondusif di dalam Kelas
Kemampuan guru dalam menciptakan iklim dan kondisi pembelajaran yang
kondusif mampu membantu proses pembelajaran berjalan secara efektif. Seorang
pendidik harus mengetahui prinsip-prinsip yang tepat dalam proses belajar
mengajar, pendekatan yang berbeda menyesuaikan karakteristik siswa dalam
mengajar untuk menghasilkan proses belajar mengajar yang lebih baik. Disinilah
peran psikologi pendidikan yang mampu mengajarkan bagaimana seorang pendidik
mampu memahami kondisi psikologis dan menciptakan suasana pembelajaran yang
kondusif, sehingga proses pembelajaran di dalam kelas bisa berjalan
secara efektif.
4. Memberikan Bimbingan dan Pengarahan kepada Siswa
Selain berperan sebagai pengajar di dalam kelas, seorang guru juga
diharapkan bisa menjadi seorang pembimbing yang mempu memberikan bimbingan
kepada peserta didiknya, terutama ketika peserta didik mendapatkan permasalahan
akademik. Dengan berperan sebagai seorang pembimbing seorang pendidik juga
lebih bisa melakukan pendekatan secara emosional terhadap peserta didiknya.
Jika sudah tercipta hubungan emosional yang positif antara pendidik dan peserta
didiknya, maka proses pembelajaran juga akan tercipta secara menyenangkan.
5. Mengevaluasi Hasil Pembelajaran
Tugas utama guru/pendidik adalah mengajar di dalam kelas dan melakukan
evaluasi dari hasil pengajaran yang sudah dilakukan. Dengan mempelajari
psikologi pendidikan diharapkan seorang pendidik mampu memberikan penilaian dan
evaluasi secara adil menyesuikan dengan kemampuan yang dimiliki oleh
masing-masing peserta didik tanpa membedakan antara satu dengan yang
lainnya.
B.
Metode Psikologi Pendidikan
1. Metode Experimental
Metode ini dapat
diartikan sebagai suatu pengamatan secara teliti terhadap gejala-gejala jiwa
yang kita timbulkan dengan sengaja. Hal ini dimaksudkan untuk menguji hipotesa
pembuat eksperimen tentang reaksi-reaksi individu atau kelompok dalam situasi
tertentu atau di bawah kondisi tertentu. Jadi, tujuan metode eksperimen adalah
untuk mengetahui sifat-sifat umum dalam gejala kejiwaan. Misalnya mengenai
pikiran, perasaan, kemauan, ingatan, dan lain sebagainya.
Kelebihan metode eksperimen adalah dapat melakukan pengontrolan secara ketat terhadap faktor-faktor/variabel-variabel yang diperkirakan dapat “mencemari dan mengotori” hasil penelitian.
Kelebihan metode eksperimen adalah dapat melakukan pengontrolan secara ketat terhadap faktor-faktor/variabel-variabel yang diperkirakan dapat “mencemari dan mengotori” hasil penelitian.
Adanya langkah-langkah
sistematik seperti langkah-langkah penelitian ilmiah:
- Ada masalah (problem)
- Kumpulan konsep/teori
yang sesuai problem
- Alternatif
jawaban/hipotesis
- Di uji secara empiris
sesuai dengan data lapangan
- kesimpulan dan
generalisasi.
2. Metode Questionare
Metode ini merupakan
suatu rangkaian pertanyaan yang berhubungan dengan topik-topik psikologis,
sosial, pendidikan, dan lain sebagainya yang ditunjukkan atau diberikan kepada
suatu kelompok individu, dengan objek untuk memperoleh data dengan
memperhatikan masalah-masalah tertentu yang kadang-kadang juga dipakai untuk
tujuan-tujuan diagnostik atau untuk menilai ciri-ciri kepribadian.
Adapun keistimewaan
metode ini antara lain adalah:
a. Tidak terlalu
memakan biaya.
b. Bahwa dengan metode
ini, dalam waktu yang relatif singkat dapat mengumpulkan data yang banyak.
Adapun kelemahannya
antara lain terletak pada kebenara jawaban yang kadang-kadang menyangsikan.
3. Metode Klinis
Metode ini dapat
diartikan sebagai tempat diagnosa dan pengobatan berbagai gangguan, fisik,
perkembangan atau kelakuan. Dengan demikian metode klinis ialah jenis metode
dalam psikologi yang berusaha menyelidiki sejumlah individu yang memiliki
kelainan-kelainan secara teliti dan intensif serta dalam batas waktu yang lama.
Ada beberapa macam cara
dalam metode klinis yang digunakan untuk menyelesaikan masalah:
-> Studi kasus
klinis: digunakan untuk menyelesaikan masalah disamping kesukaran belajar,
gangguan emosional, juga untuk masalah kenakalan remaja.
-> Studi kasus perkembangan:
digunakan untuk mengetahui bagaimana jalannya perkembangan dari satu aspek ke
aspek tertentu. Contohnya bagaimana perkembangan anak umur 6-9 tahun sehingga
kita dapat menentukan metode pengajaran matematika yang tidak menimbulkan
terlalu banyak kecemasan.
-> Cara
longitudinal: Penelitian ini dilakukan secara terus menerus dalam janga waktu
tertentu pada subjek yang sama, pada contoh di atas kita mengamati anak
tersebut dalam jangka waktu 3 tahun (6-9 tahun).
-> Cara cross
sectional: Penelitian ini dilakukan dengan cara memakai sampel-sampel yang
mengawakili usia anak yang ingin diteliti.
4. Metode Case Study
Metode case study atau
study kasus adalah suatu catatan tentang pengalaman seseorang, penyakit yang
pernah diderita, pendidikan, lingkungan, perawatan dan pada umumnya juga semua
fakta yang relevan untuk masalah-masalah tertentu yang tersangkut dalam suatu
kasus medis atau klinik. Metode ini dapat berhasil dengan baik apabila
observasi dan pencatatan-pencatatan data-datanya dilakukan dengan
sebaik-baiknya. Adapun yang di observasi dan dicatat adalah data tingkah
lakunya bukan interpretasi dari kelakuan tersebut.
5. Metode Introspeksi
Merupakan metode
penelitian dengan cara melakukan pengamatan ke dalam diri sendiri yaitu dengan
melihat keadaan mental pada waktu tertentu.
Metode ini dipakai dan
dikembangkan dalam disiplin psikologi oleh kelompok strukturaklisme (Wilhem
Wundt). Mereka mendefinisikan psikologi sebagai ilmu yang mempelajari tentang
pengalaman-pengalaman sadar individu. Menurut mereka introspeksi dapat dipakai
untuk mengetahui proses mental yang sedang berlangsung pada diri seseorang,
sebagaimana pikiran, perasaan, motif-motif yang ada pada dirinya pada waktu
tertentu. Disini individu mengamati proses mental, menganalisis, dan kemudian
melaporkan perasaan yang ada dalam dirinya.
D. Pertumbuhan dan perkembangan
Pertumbuhan
dan Perkembangan adalah dua buah kata yang mempunyai maksud hampir sama namun
memiliki arti yang berbeda. Semua makhluk hidup atau organisme dalam hidupnya
mengalami proses perubahan biologis. Perubahan tersebut terjadi disebabkan
semua organisme mengalami pertumbuhan dan perkembangan.
Pertumbuhan
Pertumbuhan ( Growth ) adalah perubahan kuantitatif ( berupa pembesaran atau pertambahan dari tidak ada menjadi ada, dari kecil menjadi besar, dst ) pada materiil sesuatu akibat dari adanya pengaruh dari lingkungan. Contoh : munculnya gigi baru, semakin bertambahnya jumlah gigi, semakin bertambahnya tinggi badan, dll.
Pertumbuhan ( Growth ) adalah perubahan kuantitatif ( berupa pembesaran atau pertambahan dari tidak ada menjadi ada, dari kecil menjadi besar, dst ) pada materiil sesuatu akibat dari adanya pengaruh dari lingkungan. Contoh : munculnya gigi baru, semakin bertambahnya jumlah gigi, semakin bertambahnya tinggi badan, dll.
Perkembangan
Perkembangan ( Development ) adalah suatu proses perubahan ke arah kedewasaan atau pematangan yang bersifat kualitatif ( ditekankan pada segi fungsional ) akibat adanya proses pertumbuhan materiil dan hasil belajar dan biasanya tidak dapat diukur. Contoh : pematangan
Perkembangan ( Development ) adalah suatu proses perubahan ke arah kedewasaan atau pematangan yang bersifat kualitatif ( ditekankan pada segi fungsional ) akibat adanya proses pertumbuhan materiil dan hasil belajar dan biasanya tidak dapat diukur. Contoh : pematangan
Sel ovum dan
sperma, munculnya kemampuan berdiri dan berjalan, dll.
Faktor Yang
Mempengaruhi Perkembangan
1. Menurut Teori Empirisme
Teori empirisme disebut juga teori tabularasa dan environmentalism. Teori ini
dipelopori oleh JOHN LOCKE (1632-1704). Menurut teori empirisme, perkembangan
individu ditentukan oleh lingkungannya. Teori ini beranggapan bahwa pembawaan
itu tidak ada. John Locke menyatakan bahwa pada saat dilahirkan, jiwa individu
dalam keadaan kosong (ibarat tabularasa yang belum tertulis), dan lingkunganlah
yang akan mengisi kekosongan tersebut.
2. Menurut Teori Nativisme
Teori nativisme dengan tokohnya ARTHUR SCHOPENHASUER (1788-1880), beranggapan
bahwa perkembangan individu semata-mata ditentukan oleh faktor-faktor yang
dibawa sejak lahir (pembawaan). Bila individu dilahirkan dengan pembawaan yang
baik dengan sendirinya perkembangannya anak baik, dan sebaliknya.
3. Menurut Teori Konvergensi
Teori konvergensi disebut juga teori interaksionisme. Teori ini dikemukakan
oleh William Stern (1871-1939). Menurut Stern, perkembangan individu merupakan
hasil perpaduan atau interaksi antara faktor pembawaan dengan faktor
lingkungan. Pembawaan sudah ada pada masing-masing individu sejak kelahirannya.
Dan pembawaan ini tidak dapat berkembangan menjadi kecakapan nyata bila tidak
mendapat pengaruh dari lingkungan.
Beberapa
prinsip perkembangan yaitu:
a.
Perkembangan merupakan fungsi
jasmaniah dan kejiwaan yang berlangsung dalam proses satu kesatuan yang
menyeluruh;
b.
Setiap individu mempunyai kecepatan perkembangan;
c.
Perkembangan seseorang, baik secara keseluruhan maupun
setiap aspek tidak konstan melainkan berirama;
d.
Proses perkembangan dengan mengikuti pola tertentu;
e.
Proses perkembangan berlangsung secara
berkesinambungan;
f.
Antara aspek perkembangan yang satu dengan aspek yang
lain saling berkaitan atau berkolerasi secara signifikan;
g.
Perkembangan berlangsung dari pola yang bersifat umum
ke khusus;
h.
Perkembangan dipengaruhi oleh hereditas dan
lingkungan;
i.
Memiliki fungsi kepribadian yang bersifat jasmaniah.
Proses dan periode :
proses biologis, kognitif dan sosioemosional;
Pro
·
Proses biologis adalah
perubahan dalam tubuh anak. Proses ini melandasi perkembangan otak, berat dan
tinggi badan, perubahan dalam kemampuan bergerak dan perubahan hormonal dimasa
puber.
·
Proses kognitif adalah
perubahan dari pemikiran, kecerdasan dan bahasa anak. Kemampuan anak dalam
mengingat puisi, membayangkan bagaimana cara memecahkan soal matematika,
menyusun strategi kreatif.
·
Proses sosioemosional adalah perubahan
dalam hubungan anak dengan orang lain, perubahan dalam emosi dan perubahan
dalam kepribadian. Pengasuhan anak, perkelahian anak perkembangan ketegasan
anak perempuan dan perasaan gembira remaja saat mendapatkan nilai yang baik
semuanya itu mencerminkan proses perkembangan sosioemosional.
Periode perkembangan meliputi
antara lain:
· Infancy
adalah periode dari kelahiran sampai usia dua puluh empat bulan. Ini adalah
masa ketika anak sangat tergantung kepada orang tuanya. Banyak aktivitas
seperti perkembangan bahasa, pemikiran simbolis, koordinasi sensorimotori dan
pembelajaran sosial baru dimulai.
· Early
childhood (prasekolah) adalah periode dari akhir masa bayi sampai umur lima
atau enam tahun. Selama periode ini, anak menjadi makin mandiri, siap untuk
bersekolah dan banyak menghabiskan waktu bersama teman.
Middle dan late childhood (masa dasar sekolah) dimulai pada usia
enam sampai sebelas tahun. Mulai menguasai keahlian membaca, menulis dan menghitung.
Mulai berinteraksi dengan dunia sosial yang lebih luas di luar keluarganya.
· Adolescence
(remaja) adalah transisi dari masa anak-anak ke usia dewasa. Dimulai sekitar
usia sepuluh tahun atau dua belas tahun sampai ke usia delapan belas atau dua
puluh tahun. Mengalami perubahan fisik yang cepat, termasuk bertambahnya tinggi
dan berat badan serta perkembangan fungsi seksual. Dimasa ini, individu semakin
ingin bebas dan mencari jati diri. Pemikiran mereka menjadi semakin abstrak,
logis dan idealitas.
Early adulthood diumulai di akhir usia remaja atau awal usia
20-an sampai ke usia 30-an. Masa ketika
kerja dan cinta menjadi tema utama dalam kehidupan mereka. Individu ini mulai
menentukan karir dan biasanya mencari pasangan untuk
membangun rumah tangga atau perkawinan (santrock, 2002).
Ketika menyatakan bahwa Allah adalah Maha Pencipta, Maha Penjaga dan Maha
Pemelihara segala sesuatu, Alquran juga mengatakan bahwa Allah menciptakan manusia
dari berbagai tahap progresif pertumbuhan dan perkembangan. Dengan kata lain,
kehidupan manusia memiliki pola dalam tahapan-tahapan tertentu yang termasuk
tahapan dari pembuahan sampai kematian. Tahapan yang tertjadi dalam pertumbuan
dan perkembangannya bukan karena suatu kebetulan namun merupakan sesuatu yang
telah dirancang, ditentukan dan ditetapkan langsung oleh Allah. Banyak ayat
Alquran yanmg menyatakan hal ini. Salah satunya sebagai berikut:
الَّذِي لَهُ مُلْكُ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ وَلَمْ يَتَّخِذْ
وَلَدًا وَلَمْ يَكُنْ لَهُ شَرِيكٌ فِي الْمُلْكِ وَخَلَقَ كُلَّ شَيْءٍ
فَقَدَّرَهُ تَقْدِيرًا
... dan Dia telah menciptakan segala sesuatu, dan Dia menetapkan segalanya
dengan ukuran-ukuran dengan serapi-rapinya. (QS. Al-Furqaan 25:2)
pertumbuhan & perkembangan manusia tidak terjadi serta merta dalam satu
waktu, namun melalui tahapan yang telah ditentukan ukurannya yang membuatnya
berjalan dalam proses yang berangsur-angsur atau gradual. Ayat
berikut ini dengan jelas menyatakan bahwa manusia diciptakan dan ditentukan
untuk berkembang dalam tahapan.
مَا
لَكُمْ لا تَرْجُونَ لِلَّهِ وَقَارًا (١٣) وَقَدْ خَلَقَكُمْ أَطْوَارًا (١٤)
Mengapa kamu tidak percaya kepada kebesaran Allah? Padahal Dia sesungguhnya
telah menciptakan kamu dalam beberapa tingkatan kejadian. (QS. Nuh 71:13-14)
Ibn Kastir melaporkan bahwa Abdullah Ibn Abbass dan lain-lain
menrjemahkan ayat ini dalam pengertian bahwa manusia tumbuh dari satu keadaan
ke keadaan lain sedemikian rupa, menjadi kana-kanak setelah bayi, menjadi tua
setelah muda dan kuat.
Ayat-ayat diatas menunjukan bahwa manusia tumbuh dan berkembang mengikuti
tahapan tertentu. Tahapan ini secara khusus dinyatakan dalam berbagai ayat
Alquran yang lain dengan cara yang lebih rinci. Selain itu Nabi Muhammad saw.
Juga menyatakan tahapan ini lebih lanjut dalam beberapa hadist. Jika
dianalisis, Alquran dan Hadist secara umum membagi kehidupan manusia
(pertumbuhan dan perkembanagan) di dunia menjadi kategori besar, prakelahiran
dan pascakelahiran.
E. Teori Belajar
Menurut
Clark C Hull,
Dalam
teorinya ia mengatakan bahwa suatu kebutuhan harus ada pada diri seseorang yang
sedang belajar, kebutuhan itu dapat berupa motif, maksud, ambisi, atau
aspirasi. Dalam hal ini efisiensi belajar tergantung pada besarnya tingkat pengurangan
dan kepuasan motif yang menyebabkan timbulnya usaha belajar individu.
Prinsip
penguat (reinforcer) menggunakan seluruh situasi yang memotivasi, mulai dari
dorongan biologis yang merupakan kebutuhan utama seseorang sampai pada
hasil-hasil yang memberikan ganjaran bagi seseorang. Jadi pada diri seseorang
harus ada motif sebelum belajar terjadi atau dilakukan.
Pendapat
saya mengenai teori di atas yaitu Belajar merupakan suatu proses yang ditandai
dengan adanya perubahan pada diri seseorang. Perubahan
sebagai hasil proses belajar dapat ditunjukkan dalam berbagai bentuk seperti
berubah pengetahuannya, pemahamannya, sikap dan tingkah lakunya,
keterampilannya, kecakapan dan kemampuannya, daya reaksinya, daya
penerimaannya, dan aspek yang ada pada individu. Belajar adalah proses yang
diarahkan kepada tujuan, proses berbuat melalui berbagai pengalaman suatu
individu itu sendiri.
Adapun
ayat yang menjelaskan tentang teori belajar menurut Clark C Hull:
Belajar
dalam pandangan Islam memiliki arti yang sangat penting, sehingga hampir setiap
saat manusia tak pernah lepas dari aktivitas belajar. Keunggulan suatu umat
manusia atau bangsa juga akan sangat tergantung kepada seberapa banyak mereka
menggunakan rasio, anugerah Tuhan untuk belajar dan memahami ayat-ayat Allah
SWT. Hingga dalam al-Qur’an dinyatakan Tuhan akan mengangkat derajat orang yang
berilmu ke derajat yang luhur (lihat : Qs. Al- Mujadilah : 11).
(11). يَا أَيُّهَا الَّذِينَ
آمَنُوا إِذَا قِيلَ لَكُمْ تَفَسَّحُوا فِي الْمَجَالِسِ فَافْسَحُوا يَفْسَحِ
اللَّهُ لَكُمْ ۖوَإِذَا قِيلَ انْشُزُوا فَانْشُزُوا يَرْفَعِ اللَّهُ الَّذِينَ
آمَنُوا مِنْكُمْ وَالَّذِينَ أُوتُوا الْعِلْمَ دَرَجَاتٍ ۚوَاللَّهُ بِمَا
تَعْمَلُونَ خَبِيرٌ
Hai orang-orang yang beriman, apabila dikatakan kepadamu:
"Berlapang-lapanglah dalam majelis", maka lapangkanlah, niscaya Allah
akan memberi kelapangan untukmu. Dan apabila dikatakan: "Berdirilah kamu,
maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di
antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan
Allah maha mengetahui apa yang kamu kerjakan.
F.
Intelligensi
Intelligensi merupakan kemampuan yang dibawa sejak lahir dan dianggap
sebagai kemampuan tertinggi dari jiwa makhluk hidup yang hanya dimiliki oleh
manusia, yang dengan kemampuan intellegensi ini memungkinkan seseorang berbuat
sesuatu dengan cara tertentu. Intelegensi dapat juga dipahami sebagai kemampuan
yang bersifat umum untuk mengadakan penyesuaian terhadap suatu situasi atau
masalah kemampuan yang bersifat umum tersebut meliputi berbagai jenis psikis
seperti abstrak, berpikir mekanis, matematis, memahami, mengingat bahasa, dan
sebagainya.
Kerangka berfikir dalam multiple intelligensi :
Intelligensi yang
dominan dalam diri saya yaitu intelligensi intrapersonal. Intelligensi
intrapersonal itu sendiri merupakan kemampuan untuk memahami diri sendiri dan
menata kehidupan secara efektif (teolog, psikolog). Berikut cara mengembangkan
intelligensi intrapersonal, diantaranya :
1)
Memahami perasaan orang
lain.
2)
Berteman dengan mudah,
memberikan kebebasan kepada anak untuk berkenalan dengan teman-teman akan
menumbuhkan jiwa sosial pada anak. karena dengan perkenalan yang baik, akan
membentuk persahaban yang baik juga.
3)
Bermain antri dan
kerjasama. Kemampuan kerjasama dirancang agar anak tidak minder.
4) Bermain memecahkan masalah sederhana.
5) Memahami
keunikan diri sendiri, setiap anak pasti emiliki keunikan tersendiri untuk itu
perlu adanya dorongan bagi anak agar anak bangga terhadap keunikan yang ada
dalam diri misalnya panggilah anak dengan namanya sendiri, berilah gelar pada
anak.
6) Membangun
harga diri.
7) Mengendalikan
emosi.
8) Menggapai cita-cita, ajarilah anak untuk merancang
cinta-citanya dapat melalui permainan misalnya menggambar cita-cita diatas
kertas.
Adapun ayat yang
menjelaskan tentang intelligensi:
“Tsumma rodadnaahu asfala saafiliin”
Manusia sebagai makhluk ciptaan Tuhan yang
paling sempurna (Q.S. At-Tin: 5).
Secara fisik, manusia memiliki struktur tubuh
yang sangat sempurna, ditambah lagi dengan pemberian akal, maka ia adalah
makhluk jasadiyah dan ruhaniyah.
Akal yang dianugrahkan kepada manusia memiliki tingkatan kecerdasan yang
berbeda-beda.
Banyak orang meyakini bahwa orang yang cerdas adalah
orang yang memiliki kemampuanIntelligence Quotient (IQ) yang tinggi, namun pada
kenyataannya, tidak semua orang yang memiliki kemampuan IQ yang tinggi itu
memiliki kemampuan adaptasi, sosialisi, pengendalian emosi, dan kemampuan
spiritual. Banyak orang yang memiliki kecerdasan IQ, namun ia tidak memiliki
kemampuan untuk bergaul, bersosialisai dan membangun komunikasi yang baik
dengan orang lain. Banyak juga orang yang memiliki kemampuan IQ, tapi ia tidak
memiliki kecerdasan dalam melakukan hal-hal yang dapat menentukan
kebehasilannya di masa depan, prioritas-prioritas apa yang mesti dilakukan
untuk menuju sukses dirinya.
E. Motivasi
Motivasi merupakan proses yang
memeberi semangat, arah dan kegigihan perilaku. Artinya perilaku yang
termotivasi adalah perilaku yang penuh energi, terarah dan bertahan lama
(santrock, 2007)
Faktor yang dapat mempengaruhi
motivasi eksternal dan internal dalam manajemen pendidikan:
Konsep motivasi terinspirasi
dari kesadaran para pakar ilmu, terutama pakar filsafat, bahwa tidak semua
tingkah laku manusia dikendalikan oleh akal, akan tetapi tidak banyak perbuatan
manusia yang dilakukan diluar kontrol manusia. Sehingga lahirlah sebuah
pendapat bahwa manusia disamping sebagai makhluk rasionalistik, ia juga sebagai
makhluk yang mekanistik, yaitu makhluk yang digerakkan oleh sesuatu diluar
nalar yang biasanya disebut naluri atau insting (chaplin, 2001)
Setiap perbuatan yang
dilakukan manusia baik yang disadari atau tidak disadari pada dasarnya
merupakan sebuah wujud untuk menjaga sebuah keseimbangan hidup. Jika
keseimbangan ini terganggu maka akan timbul suatu dorongan untuk melakukan
aktivitas guna mengembalikan keseimbangan kondisi tubuh. Aktivitas penjagaan
keseimbangan ini, kadang-kadang terjadi atas dasar fisiologis semata, tanpa
disertai kehendak manusia, seperti tubuh mengeluarkan keringat pada saat panas
yang tinggi. Namun terkadang aktivitas tersebut berlangsung atas dasar kehendak
tertentu, misalnya makan pada saat lapar.
Islam sebagai agama yang
sesuai dengan fitrah manusia, sangat memerhatikan konsep keseimbangan (makhuf,
1958), seperti terdapat dalam ayat-ayat berikut:
(19). وَالْأَرْضَ
مَدَدْنَاهَا وَأَلْقَيْنَا فِيهَا رَوَاسِيَ وَأَنْبَتْنَا فِيهَا مِنْ
كُلِّ شَيْءٍ مَوْزُون
Dan Kami telah menghamparkan
bumi dan menjadikan padanya gunung-gunung dan Kami tumbuhkan padanya segala
sesuatu menurut ukuran. (Q.S. Al-hijr 15: 19)
ٱلَّذِى
خَلَقَكَ فَسَوَّىٰكَ فَعَدَلَكَ
“yang
telah menciptakan kamu lalu menyempurnakan kejadianmu dan menjadikan (susunan)
tubuhmu seimbang”. (QS: Al-Infithaar
Ayat: 7)
Menurut al-Qurtuby, makna
sempurna dan seimbang dalam penciptaan manusia, dipahami sebagai kesempurnaan
dan keseimbangan secara menyeluruh yang mencakup semua penciptaan manusia, baik
bentuk luar maupun dalam, serta bebagai fungsinya, artinya bahwa hal mencakup
pengertian keseimbangan yang di perlukan untuk memelihara diri manusia dan
kelangsungan hidupnya.
Sehubung dengan itu, dalam
mendefinisikan konsep motivasi ini terdapat kesulitan, karena seperti telah
diungkapkan Atkinson, motivasi masih merupakan suatu konsep yang masih
kontroversial. Konsep motivasi semakin sulit didefinisikan, ketika dalam
pembahasan psikologi terdapat istilah motif yang dalam penggunaannya terkadang
berbeda dalam istilah motivasi. Dan kadang-kadang motif dan motivasi itu
digunakan secara bersamaan dan dalam makna yang sama, hal ini disebabkan karena
pengertian motif dan motivasi keduanya sukar dibedakan secara tegas.
E. Teori belajar yang di gunakan pada jurusan
Teori belajar yang saya suka dan cocok digunakan pada jurusan saya
Manajemen Pendidikan yaitu :
Teori Belajar Konstruktivisme
Kontruksi berarti bersifat
membangun, dalam konteks filsafat pendidikan dapat diartikan Konstruktivisme
adalah suatu upaya membangun tata susunan hidup yang berbudaya modern.
Konstruktivisme merupakan landasan
berfikir (filosofi) pembelajaran konstektual yaitu bahwa pengetahuan dibangun oleh
manusia sedikit demi sedikit, yang hasilnya diperluas melalui konteks yang
terbatas dan tidak sekonyong-konyong.
Pengetahuan bukanlah seperangkat fakta-fakta,
konsep, atau kaidah yang siap untuk diambil dan diingat. Manusia harus
mengkontruksi pengetahuan itu dan memberi makna melalui pengalaman nyata.
Dengan teori konstruktivisme siswa
dapat berfikir untuk menyelesaikan masalah, mencari idea dan membuat
keputusan. Siswa akan lebih paham karena mereka terlibat langsung dalam
mebina pengetahuan baru, mereka akan lebih pahamdan mampu mengapliklasikannya
dalam semua situasi. Selian itu siswa terlibat secara langsung dengan aktif,
mereka akan ingat lebih lama semua konsep.
F. Ciri-ciri
guru beraliran Behaviorisme
Ciri dari teori
ini adalah mengutamakan unsur-unsur dan bagian kecil, bersifat mekanistis,
menekankan peranan lingkungan, mementingkan pembentukan reaksi atau respon,
menekankan pentingnya latihan, mementingkan mekanisme hasil
belajar,mementingkan peranan kemampuan dan hasil belajar yang diperoleh adalah munculnya
perilaku yang diinginkan. Pada teori belajar ini sering disebut S-R psikologis
artinya bahwa tingkah laku manusia dikendalikan oleh ganjaran atau reward dan
penguatan atau reinforcement dari lingkungan. Dengan demikian dalam tingkah
laku belajar terdapat jalinan yang erat antara reaksi-reaksi behavioural dengan
stimulusnya. Guru yang menganut pandangan ini berpandapat bahwa tingkah laku siswa merupakan reaksi terhadap lingkungan dan tingkah laku adalah
hasil belajar.
Kaum behavioris
menjelaskan bahwa belajar sebagai suatu proses perubahan tingkah laku
dimana reinforcement dan punishment menjadi
stimulus untuk merangsang pebelajar dalam berperilaku. Pendidik yang masih
menggunakan kerangka behavioristik biasanya merencanakan kurikulum dengan
menyusun isi pengetahuan menjadi bagian-bagian kecil yang ditandai dengan suatu
keterampilan tertentu. Kemudian, bagian-bagian tersebut disusun secara hirarki,
dari yang sederhana sampai yang komplek.
Adapun ciri guru beraliran Behavioristik diantaranya:
1.
Mementingkan pengaruh
lingkungan (environmentalistis)
2.
Mementingkan
bagian-bagian (elentaristis)
3.
Mementingkan peranan
reaksi (respon)
4.
Mementingkan mekanisme
terbentuknya hasil belajar
5.
Mementingkan hubungan
sebab akibat pada waktu yang lalu
6.
Mementingkan
pembentukan kebiasaan.
7.
Membisakan guru untuk bersikap jeli dan peka terhadap situasi dan
kondisi belajar.
8.
Guru tidak membiasakan
memberikan ceramah sehingga murid dibiasakan belajar mandiri. Jika murid
menemukan kesulitan baru ditanyakan pada guru yang bersangkutan.
9.
Mampu membentuk suatu prilaku yang diinginkan mendapatkan pengakuan
positif dan prilaku yang kurang sesuai mendapat penghargaan negative yang
didasari pada prilaku yang tampak.
10. Dengan melalui pengulangan dan
pelatihan yang berkesinambungan, dapat mengoptimalkan bakat dan kecerdasan
siswa yang sudah terbentuk sebelumnya. Jika anak sudha mahir dalam satu bidang
tertentu, akan lebih dapat dikuatkan lagi dengan pembiasaan dan pengulangan
yang berkesinambungan tersebut dan lebih optimal.
G. Ciri guru yang beraliran Humanisme
Ciri-ciri guru yang beraliran
humanisme diantaranya :
1.
Merespon perasaan
peserta didik
2.
Menggunakan ide-ide
peserta didik untuk melaksanakan interaksi yang sudah dirancang
3.
Berdialog dan
berdiskusi dengan peserta didik
4.
Menghargai peserta
didik
5.
Kesesuaian antara
perilaku dan perbuatan
6.
Menyesuaikan isi
kerangka berpikir peserta didik (penjelasan untuk mementapkan kebutuhan segera dari peserta didik)
7.
Tersenyum pada peserta
didik.
8.
Memberi perhatian kepada
penciptaan suasana awal, situasi kelompok, atau pengalaman kelas
9.
Mempercayai adanya keinginan
dari masing-masing siswa untuk melaksanakan tujuan-tujuan yang bermakna bagi
dirinya, sebagai kekuatan pendorong, yang tersembunyi di dalam belajar yang
bermakna tadi.
10. Mengatur dan menyediakan
sumber-sumber untuk belajar yang paling luas dan mudah dimanfaatkan para siswa
untuk membantu mencapai tujuan mereka.
Adapun ayat
al-qur’an yang menjelaskan tentang ciri guru :
اُدْعُ اِلٰـى سَبِيْـــلِ رَبِّكَ بِالْحِكْمَةِ وَالْمَوْعِظَـــةِ
الْحَسَنَـةِ وَجَادِلْهُمْ بِالَّتِيْ هِيَ اَحْسَـنُ قلى اِنَّ رَبَّكَ هُوَ اَعْلَمُ بِمَنْ ضَلَّ عَنْ سَبِيْـــلِه وَهُوَ
اَعْلَمُ بِالْمُهْتَـــــدِيْنَ﴿١٢٥﴾
“Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah
dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik.
Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat
dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat
petunjuk” (QS. An-Nahl:125).
Sumber :
·
Psychology. Third Edition. Boston: Allyn and Bacon
·
Slavin, R.E. 2000. Educational
Psychology: Theory and Practice. Sixth Edition. Boston: Allyn and Bacon
·
Santrock, W.J. 2008. Psikologi Pendidikan: Perangkat Untuk Mengajar
Secara Efektif. Kencana