A.
Evaluasi belajar Bahasa
Inggris
Evaluasi pembelajaran juga dapat dimaksudkan sebagai suatu tindakan
terorganisir yang mana sengaja diciptakan untuk mengetahui kondisi suatu objek
dengan cara memakai instrumen yang kemudian hasilnya akan dibandingkan dengan
sebuah tolak ukur sehingga memperoleh suatu kesimpulan. Evaluasi pembelajaran
memiliki tujuan, yakni untuk mengetahui sudah sejauh mana objek tersebut
memahami materi pembelajaran yang diberikan dan sudah berapa persen siswa yang
berhasil meraih nilai tertinggi sehingga pendidik dapat memutuskan untuk
kembali mengulang materi pelajaran tertentu atau tidak. Simpelnya, evaluasi
pembelajaran merupakan sebuah proses sistematik yang harus dilakukan untuk
mengetahui dan menentukan persentase tingkat pencapaian dari tujuan
pembelajaran, dan membandingkannya, apakah telah sesuai dengan apa yang
ditentukan?
QS. Al-'Ankabuut (Al-'Ankabut) [29] : ayat 43
“watilka al-amtsaalu nadhribuhaa lilnnaasi
wamaa ya'qiluhaa illaaal'aalimuuna”
[29:43] Dan perumpamaan-perumpamaan ini Kami buat untuk manusia; dan tiada
yang memahaminya kecuali orang-orang yang berilmu.
Berikut ini beberapa pengertian evaluasi pembelajaran yang disampaikan oleh para tokoh ahli:
Grondlund & Linn
Menurut pendapat dari Grondlund serta Linn (1990), evaluasi pembelajaran merupakan
suatu proses menganalisa, mengumpulkan serta menginterpretasi suatu informasi
secara runtut untuk menetapkan sudah sampai sejauh mana tujuan pembelajaran
tersebut membuahkan hasil. Agar informasi yang diperoleh tepat, diperlukan
kegiatan pengukuran. Proses pemberian skor berupa angka terhadap suatu kondisi
maupun gejala yang berdasarkan pada aturan tertentu disebut dengan pengukuran.
Erman
Evaluasi pembelajaran menurut Erman (2003:2) merupakan suatu penentuan kesesuaian dari kedua sisi, yaitu, tampilan siswa dan tujuan pembelajaran itu sendiri. Yang dievaluasi adalah ciri khas atau karakteristik seorang siswa dengan memakai suatu tolak ukur. Ciri khas atau karakteristik tersebut meliputi beberapa kegiatan pembelajaran, enth dari segi kognitif, dari segi afektif, maupun segi psikomotor. Semua karakteristik tersebut dapat dievaluasi dengan baik, secara lisan maupun tertulis dan perilaku keseharian siswa.
Evaluasi pembelajaran menurut Erman (2003:2) merupakan suatu penentuan kesesuaian dari kedua sisi, yaitu, tampilan siswa dan tujuan pembelajaran itu sendiri. Yang dievaluasi adalah ciri khas atau karakteristik seorang siswa dengan memakai suatu tolak ukur. Ciri khas atau karakteristik tersebut meliputi beberapa kegiatan pembelajaran, enth dari segi kognitif, dari segi afektif, maupun segi psikomotor. Semua karakteristik tersebut dapat dievaluasi dengan baik, secara lisan maupun tertulis dan perilaku keseharian siswa.
Jika dikaji secara lebih luas, kedua pendapat para ahli akan pengertian
evaluasi pembelajaran sebenarnya tidak jauh berbeda dengan pengertian evaluasi
yang telah dipelajari secara umum. Evaluasi pembelajaran adalah proses yang
dilakukan untuk menentukan nilai dari pembelajaran yang telah dilaksanakan,
melalui berbagai kegiatan pengukuran maupun penilaian pembelajaran.
Melalui pengertian
evaluasi pembelajaran seorang guru akan memahami dengan
sebaik-baiknya, apa itu evaluasi pembelajaran dan bagaimana pengaruhnya
terhadap proses pembelajaran seorang siswa. Evaluasi pembelajaran akan membantu
seorang guru untuk membandingkan, mengumpulkan data, mengolah data yang telah
diukur dan mengetahui berapa siswa yang telah berhasil mencapai tujuan
pembelajaran serta berapa siswa yang harus kembali dibimbing, diajarkan serta
dididik sehingga dapat mencapai tujuan yang diharapkan dan telah ditentukan
sebelumnya. Meskipun sekilas pengertian evaluasi dengan evaluasi pembelajaran
tampak mirip, bukan berarti pemahaman dan pendalamannya dapat dilakukan dengan
cara yang sama, guru harus memahami semua aspek yang membedakan antara evaluasi
dengan evaluasi pembelajaran supaya tidak terjadi kekeliruan disaat rencana
untuk melakukan evaluasi pembelajaran akan dimulai.
Setiap pengajaran tentu
melibatkan proses evaluasi yang meliputi assessment (penilaian) dan testing
(tes). Mungkin kedua istilah ini nampak sama namun sebenarnya keduanya bukan
merupakan istilah yang sama. Tes merupakan metode pengukuran kemampuan
seseorang, pengetahuan ataupun perfoma seseorang dalam suatu domain (ranah)
tertentu misalnya tes keahlian berbicara khususnya ekspresi belasungkawa
seorang siswa SMA. Sementara penilaian adalah suatu proses berkelanjutan yang
meliputi domain yang lebih luas. Kapanpun siswa merespon pertanyaan, mengajukan
pendapat, mencoba kata atau struktur baru, tanpa disadarinya guru sedang
melakukan penilaian. Guru yang baik adalah guru yang tiada henti melakukan
penilaian baik terencana ataupun insidental. Dengan demikian tes merupakan
penilaian yang merupakan bagian dari belajar bahasa. Siswa diberi banyak
kesempatan untuk berlatih, berpikir, mengambil resiko menetukan tujuan, dan
feedback (umpan balik) terhadap proses belajar bahasa yang kemudian dilakukan
pengulangan sehingga tercapainya tujuan pembelajaran.
Brown (2003) membedakan penilaian yang
bersifat informal dan formal, jenis penilaian informal lebih bersifat
insidental yang dapat berisi komentar, respon dan feedback yang tidak
terencana. Sedangkan penilaian formal merupakan latihan-latihan atau prosedur
yang secara spesifik untuk menambah atau mengecek kemampuan dan pengetahuan
siswa melalui tes yang merupakan alat dari penilaian formal.
Selain bentuk formal dan
informal, dalam proses evaluasi ditemukan pula istilah formatif dan sumatif.
Formatif merupakan penilaian terhadap proses pembentukan kompetensi dan
kemampuan siswa yang bertujuan untuk membantu perkembangan proses tersebut.
Pada penilaian formatif guru menyampaikan materi dan murid menyerap feedback
yang sesuai guna kelangsungan proses pembelajaran. Sumatif adalah jenis
penilaian yang bertujuan mengukur apa yang telah siswa peroleh dalam
pembelajaran dan pada umumnya dilakukan diakhir mata pelajaran atau unit
pembelajaran. Pengukuran kemampuan akhir atas apa yang diperoleh siswa dalam
proses belajar merupakan upaya peninjauan kembali terhadap tercapai atau
tidaknya tujuan. Contoh penilaian sumatif diantaranya tes profisiensi dan ujian
akhir semester. Evaluasi pengajaran bahasa tidak harus selalu dengan tes akan
tetapi jenis non tes dapat dijadikan sebagai alat penilaian. Penilaian yang
berbasis unjuk dan penyelenggaraan kelas menjadi tren baru sebagai suplemen
bagi desain tes tradisional atau dikenal dengan istilah penilaian alternatif.
Berikut ini tabel perbandingan antara penilaian tradisional (traditional
assessment) dan penilaian alternatif (alternative assessment) : Penilaian
Tradisional Penilaian Alternatif Sekali tes, Ujian standar Dibatasi waktu,
format pilihan ganda Tidak berdasarkan konteks Feedback cukup dengan skor Skor
bersifat normatif Fokus pada jawaban benar Sumatif Orientasi pada produk Non
interaktif Mengembangkan motivasi ekstrinsik Berkelanjutan, penilaian jangka
panjang Tak dibatasi waktu, format respon bebas Berdasakan konteks Feedback
bersifat individual dan washback Skor merujuk pada criteria Tak terbatas,
jawaban bersifat kreatif Formative Orientasi pada proses Interaktif Mengembangkan
motivasi intrinsic.
Penilaian Tradisional
|
Penilaian Alternatif
|
Sekali tes, Ujian standar
Dibatasi waktu, format pilihan ganda
Tidak berdasarkan konteks
Feedback cukup dengan
skor
Skor bersifat normatif
Fokus pada jawaban benar
Sumatif
Orientasi pada produk
Non interaktif
Mengembangkan motivasi ekstrinsik
|
Berkelanjutan, penilaian jangka panjang
Tak dibatasi waktu, format respon bebas
Berdasakan konteks
Feedback bersifat
individual dan washback
Skor merujuk pada criteria
Tak terbatas, jawaban bersifat kreatif
Formative
Orientasi pada proses
Interaktif
Mengembangkan motivasi intrinsic
|
Tabel 1, Penilaian tradisional dan alternatif (diadopsi dari Brown,
2003)
Mendesain Tes Bahasa Inggris
Dalam mendesain tes bahasa
Inggris baik itu membuat tes baru ataupun mengembangkan dan merevisi tes yang
sudah ada harus memperhatikan prinsip-prinsip penilaian yang menjadi fondasi
bagi kualitas sebuah tes.
Langkah-langkah yang harus dilakukan dalam mengembangkan instrumen
penilaian (tes) adalah:
1)
Menetapkan tujuan
penilaian yang akan kita lakukan, yaitu apakah penilaian itu bersifat formatif,
sumatif, penilaian hasil belajar, diagnostik, penempatan, seleksi, atau tujuan
lainnya.
2)
Menetapkan pokok
bahasan atau materi yang akan diteskan apakah per pertemuan, per unit pelajaran
atau pokok bahasan, materi dalam satu semester atau dalam satu jenjang
pendidikan tertentu.
3)
Menentukan jenis soal
yang akan dikembanggkan, yaitu apakah pilihan ganda, benar salah, menjodohkan,
melengkapi, cloze-test, atau esei.
4)
Mengkaji Standar
Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD) yang akan diteskan. Misalnya,
keterampilan berbahasa apa saja yang akan kita masukan, teks fungsional atau
teks sederhana apa saja yang akan kita masukan.
5)
Menentukan ranah
perilaku hasil belajar yang akan kita ukur apakah kita akan mengukur semua
aspek perilaku hasil belajar seperti kognitif, afektif dan psikomotorik, atau
hanya sebagian saja dan menuangkannya ke dalam kisi-kisi tes.
6)
Menentukan indikator
atau tujuan instruksional khusus untuk setiap butir soal.
7)
Menuliskan butir soal
sekaligus kunci jawabannya. Bila soalnya esei atau wawancara kita harus pula
menentukan rubrik penilaiannya.
8)
Menyiapkan lembar
jawaban dan teknik penskorannya. Misalnya, dalam pilihan ganda setiap jawaban
salah diberi nilai nol dan benar diberi 1. Tentukan bila soalnya pilihan ganda
apakah ada pengurangan nilai untuk jawaban salah atau tidak.
9)
Tentukan prosedur
penafsiran penilaian apakah menggunakan Penilaian Acuan Patokan (PAP) atau
menggunakan Penilaian Acuan Norma (PAN) b. Format dan Rubrik Penilaian Format
penilaian Penilaian dapat dibagi menjadi beberapa kategori, yaitu penilaian
unjuk kerja, pertanyaan yang menghendaki respon, pertanyaan yang menghendaki
jawaban pendek, dan pertanyaan yang menuntut jawaban
terbuka.
Berdasarkan hal
tersebut, dapat direalisasikan beberapa format penilaian sebagai berikut:
1)
Pilihan ganda, siswa
memilih jawaban yang benar dari pilihan yang disediakan
2)
Editing, siwa
memperbaiki bagian kalimat yang salah contoh: Ever since supermarket first appeared,
they have been take over the world A B C D
3)
Tugas mengisi ruang
kosong dapat digambarkan sebagai berikut:
Oscar : What should I
do if I get sick?
Doctor: It is best to stay at home and ______________
If you have a fever ______________________
You should drink as much ________________
The worst thing you can do is _____________
You should also ________________________
4)
Jawaban pendek, tes ini
berisi pertanyaan yang harus dijawab dengan jawaban pendek dalam satu atau dua
kata. Misalnya, Petunjuk pengerjaan: Bacalah teks di bawah ini dengan baik,
lalu jawab pertanyaan yang diberikan dengan benar!
”Once upon a
time, there was a little girl named Goldilocks. She went for a walk in the forest,”
1. What does she in the
last sentence refer to?
2. What was the name of
the girl?
3. Why did he go to the
forest?
5)
Melengkapi. Dalam tes
ini, siswa harus melengkapi rumpang dengan sebuah kata atau frase.
Misalnya,
Rabbit likes _______, while crocodile eats _______.
The staple food of most Indonesian people is _______.
We have ____ eyes and one nose. We walk
with our two _____.
Someone who has a toothache should go to the ______.
6)
Menjodohkan. Tes jenis
ini berisi dua kolom yakni kolom pernyataan yang berkaitan dengan definisi
kolom berisi obyek, keadaan atau konsep yang dideskripsikan. Siswa menjodohka
kolom-kolom tersebut.
7)
Benar-salah. Siswa
diminta untuk menyatakan benar atau salah terhadap suatu pernyataan.
8)
Cloze Procedure adalah
sebuah teks yang beberapa bagian tertentu dari teks itu dihilangkan. Siswa
diminta mengisi rumpang-rumpang dengan jawaban yang benar. Rubrik Penilaian Di
bawah ini ada beberapa rubrik yang dapat digunakan untuk menskor tes
keterampilan berbicara dan keterampilan menulis.
a. Rubrik Penilaian Tes Berbicara
Model 1
No.
|
Aspek penilaian
|
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
1.
|
Fluency
|
|||||
2.
|
Prosodic feature
|
|||||
3.
|
Accuracy of grammatical feature
|
|||||
4.
|
Discourse appropriateness
|
Cara penyekoran: setiap skor dikalikan dua sehingga skor tertinggi
40
Model 2
No.
|
Aspek penilaian
|
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
1.
|
Grammar
|
|||||
2.
|
Vocabulary
|
|||||
3.
|
Comprehension
|
|||||
4.
|
Fluency
|
|||||
5.
|
Pronunciation
|
|||||
6.
|
Task accomplishment (penyelesaian tugas)
|
Model 3
Asepek Penilaian
|
Deskripsi
|
Pronunciation
|
|
0.0-0.4
|
Sering terjadi kesalahan fonemik, tekanan dan intonasi yang menyebabkan
pesan tak tersampaikan
|
0.5-1.4
|
Sering terjadi kesalahan fonemik, tekanan dan intonasi yang menyebabkan
pesan kadang-kadang tak tersampaikan
|
1.5-2.4
|
Beberapa kesalahan fonemik, tekanan dan pola intonasi tetapi pesan yang
disampaikan dapat dipahami
|
2.5-3.0
|
Kadang-kadang terjadi kesalahan pelafalan, tetapi pesan selalu
tersampaikan
|
Fluency
|
|
0.0-0.4
|
Ujaran kadang patah-patah atau aksennya sangat asing sehingga
keterpahaman sulit terjadi
|
0.5-1.4
|
Banyak terjadi perhentian yang bukan seperti pada penutur asli sehingga
mengganggu keterpahaman
|
1.5-2.4
|
Beberapa perhentian yang tidak seperti penutur asli masih terjadi tetapi
tidak mengganggu keterpahaman
|
2.5-3.0
|
Ujaran mengalir secara alamiah mendekati penutur asli
|
b. Rubrik Penilaian Tes Keterampilan
Menulis
Model 1:
Menulis Terbimbing
2 Secara grammar dan leksikal benar
1 Grammar atau kosakata tidak benar, tetapi
tidak kedua-duanya
0 Baik grammar maupun kosakata tidak benar
|
Model 2: Holistic Scale
20-18
Excellent to Good
|
17-15
Good to Adequate
|
14-12
Adequate to fair
|
11-6
Unacceptable
|
5-1
College level work
|
|
Content
|
|||||
Organization
|
|||||
Vocabulary
|
|||||
Language use
|
|||||
Mechanics
|
c. Rubrik Penilaian Tes Meringkas
No.
|
Deskripsi
|
1
|
Mengungkapkan secara jelas gagasan utama dan gagasan pendukung
|
2
|
Apakah rangkuman dituliskan dalam bahasa sendiri, beberapa kosakata dari
teks asli dapat diterima
|
3
|
Disusun secara logis
|
4
|
Menunjukkan fasilitas dalam penggunaan bahasa untuk mengungkapkan gagasan
dalam teks secara jelas
|
d. Rubrik Penilaian Tes Respon atas Bacaan
Skor
|
Deskripsi
|
3
|
Menunjukkan pemahaman yang jelas dan tidak ambigu atas pikiran utama dan
pikiran penjelas
|
2
|
Menunjukkan pemahaman atas pikiran utama tetapi kurang memahami ide
pendukung
|
1
|
Hanya memahami sebagian pikiran utama dan pikiran penjelas
|
0
|
Tidak menunjukkan pemahaman atas pikiran utama dan pikiran penjelas
|
e. Rubrik untuk menilai keterampilan
membaca
No
|
Name
|
Genre
|
Reading
Time
|
Comprehension
|
Problem solving
|
Self
Analysis
|
Comments
|
1.
|
|||||||
2.
|
|||||||
3.
|
|||||||
4.
|
|||||||
5.
|
f. Rubrik untuk menilai keterampilan
menulis
No
|
Name
|
Genre
|
Media
Used
|
Comprehension
|
Problem solving
|
Self
Analysis
|
Comments
|
1.
|
|||||||
2.
|
|||||||
3.
|
|||||||
4.
|
|||||||
5.
|
B. Dasar Evaluasi
Pendidikan Menurut Al-Qur’an
Adapun landasan evaluasi pendidikan seperti yang terdapat dalam surah Al-Ankabut ayat
2-3 yang berbunyi:
Artinya:
2. Apakah manusa itu mengira bahwa mereka dibiarkan saja mengatakan “Kami
telah beriman” sedang mereka tidak diuji lagi
3. Dan sesungguhnya kami telah menguji orang-orang yang sebelum mereka, maka
sesungguhnya Allahb mengetahui orang-orang yang benar dan sesungguhnya Dia
mengetahui orang-orang yang dusta.
Sumber:
http://kadrimpi.blogspot.com/2013/08/tafsir-ayat-ayat-al-quran-tentang.html
http://caksandi.com/pengertian-evaluasi-pembelajaran-dan-pemahamannya
http://caksandi.com/pengertian-evaluasi-pembelajaran-dan-pemahamannya
terimakasih pak atas pencerahan cara evaluasi pembelajaran bahasa inggris...
BalasHapusSaya juga coba menulis tentang cara mengajar bahasa inggris yang epektif untuk smp dan salah satu evaluasi penilainnya ngambil dari sini....terimakasih banget
BalasHapusterimaksih pak atas article nya. semoga selale bermanfaat ilmunya pak.
BalasHapus